Sabtu, 07 September 2013

Prinsip Kerja IC 555

Rangkaian timer menggunakan IC 555 pada gambar diatas terdiri dari bagian pemberi triger, penentu waktu hidup matinya timer dan bagian beban (relay) atau inteface ke perangkat yang dikontrol. Fungsi dan prinsip kerja dari bagian timer menggunakan IC 555 pada gambar diatas adalah sebagai berikut. Bagian pemberi triger, adalah konfigurasi antara R100K dengan Sensor yang berfungsi untuk memberikan triger ke IC 555 sebagai tanda proses timing dimulai. Bagian penentu waktu timing, merupakan konfigurasi antara VR 1MOhm dan kapasitor 10 uF yang berfungsi untuk menentukan waktu atau lamanya timer akan ON atau OF. Dimana lamanya waktu ON atau OFF nya timer ditentukan oleh waktu proses pengisian kapasitor C 10 uF yang ditentukan oleh nilai kapasitansi kapasitor 10 uF dan nilai resistansi VR 1 MOhm tersebut. Bagian beban, adalah relay yang berfungsi untuk menghubungkan antara relay dengan perangkat yang dikontrol. Relay ini juga berfungsi sebagai isolator antara kelistrikan timer dengan kelistrikan perangkat yang dikontrol Timer dengan IC 555 ini. Pada relay dipasang dioda yang diparalel secara reverse bias, dioda ini berfungsi untuk menyerap tegangan induksi dari induktor relay pada saat dihidupkan dan dimatikan sehingga tidak mempengaruhi sistem kelistrikan rangkaian timer menggunakan IC 555 ini

Jumat, 06 September 2013

TA



Komponen Power Supply

1.       Trafo CT               1 A
2.       Dioda (4)              N4001
3.       Elco                      4700 uF 50V
4.       Dioda Zener          24V

Komponen System
1.       IC N555
2.       Resistor                100 KΩ
3.       Potensio               1KΩ
4.       Relay                    
5.       Kapasitor             C 10 uF (2)
6.       Dioda                   N4001
7.       Sensor PIR
8.       Lampu AC

Kamis, 05 September 2013

IC 555


IC 555














  Konfigurasi kaki  IC 555
1. ground, adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
2. trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor di 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
3. output, pin ini disambungkan ke beban yang akan diberi pulsa dari keluaran IC ini. IC555 bisa mengeluarkan arus 100mA pada outputnya bahkan 200mA pada LM555
4. reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset latch, yang akan langsung berpengaruh mengulang kerja IC555 dari keadaan low state

5. control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negative upper comparator (komparator A). pin ini bisa dibiarkan digantung, tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10nF ke pin ground
6. threshold, pin ini terhubung ke input positif upper comparator(komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada kapasitor mulai melebihi 2/3 Vcc
7. discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor Q1 yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
8. vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage (most positive) yang diberikan. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5 –15V(maksimum). supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10 -15mA.

Power Supply


Prinsip Kerja Power Supply

         Tegangan AC 220 volt dari listrik PLN diturunkan oleh trafo atau transformator penurun tegangan yang menerapkan perbandingan lilitan. Dimana perbandingan lilitan dari suatu transformator akan mempengaruhi perbandingan tegangan yang dihasilkan. Tegangan yang dihasilkan oleh trafo masih berbentuk gelombang AC dan harus disearahkan dengan menggunakan penyearah. Rangkaian penyearah yang digunakan memanfaatkan 4 buah dioda yang telah dirancang untuk bisa meloloskan kedua siklus gelombang ac menjadi satu arah saja. Atau anda bisa melihat postingan saya yang lain yang membahas tentang rangkaian penyearah.

Gelombang dua arah yang telah diubah menjadi satu arah keluaran dari dioda bridge masih memiliki riak atau masih memiliki amplitude tegangan yang tidak rata. Hal ini dikarenakan dioda bridge hanya menghilangkan siklus negative dan menjadikannya siklus positif tetapi tidak merubah bentuk gelombang sama sekali dimana masih memilki lembah dan bukit. Untuk itu dimanfaatkan kapasitor yang mempunyai kapasitansi yang cukup besar untuk membuat rata gelombang tersebut. Hal ini dikarenakan lamanya proses pelepasan muatan oleh kapasitor sehingga seolah-olah amplitudo dari gelombang tersebut menjadi rata. Sebenarnya jika anda memahami cara kerja kapasitor anda bisa mengerti bahwa tingkat kerataan dari gelombang yang dihasilkan masih dipengaruhi oleh impedansi beban yang kelak akan dihubungkan dengan rangkaian power supply tersebut. Semakin kecil impdeansi beban maka akan menjadikan proses pelepasan muatan pada kapasitor akan semakin cepat, sehingga dengan begitu maka bisa dipastikan gelombang yang semula rata akan berubah kembali menjadi memiliki riak akibat proses pelepasan muatan yang begitu cepat.